Pada
dasarnya semua bidang keilmuan di dunia ini mesti mempunyai kontribusi terhadap
masyarakat. Sebagai negara berkembang, Indonesia mempunyai persoalan akar yang
menjadi momok sejak zaman kolonial hingga sekarang bernama Kemiskinan.
Untuk
itu sebagai suatu bidang keilmuan, Teknologi harus memposisikan diri sebagai
solusi atas problem kemiskinan yang terjadi di tataran masyarakat. Mengingat
dewasa ini gencar-gencarnya peran Teknologi masuk dalam aktivitas masyarakat
(salah satunya fenomena transportasi/antar jemput berbasis aplikasi), maka
perlu kiranya kita sejenak menelaah apakah peran tersebut sudah mengarah ke
problem penyelesaian Kemiskinan?
Kemiskinan
dan Penyebabnya
Dalam
ranah rumpun sosial perbincangan soal apa itu kemiskinan dan penyebabnya sudah
banyak sekali. Pertama soal definisi kemiskinan itu sendiri. Ada beberapa
pendapat terkait hal ini.
Kemiskinan
seringkali ditetapkan sebuah pemerintahan suatu negara melalui penggambaran apa
yang dikenal sebagai ‘garis kemiskinan’. Penggambaran mengenai ‘garis
kemiskinan’ ini cenderung berbeda-beda dan tidak sama di setiap negara.
Menurutnya perbedaan ini sangat bergantung pada tujuan negara menetapkan ‘garis
kemiskinan’. Macarov mengkritik penetapan kemisikinan berdasarkan ‘garis
kemiskinan’ cenderung tidak memperhatikan hal-hal lain yang juga bermasalah.
Pendapat
lain mengatakan bahwa Kemiskinan adalah kemiskinan, tanpa embel-embel absolut
dan relatif. Orang miskin adalah setiap manusia yang tidak bisa memperoleh
kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidupnya sebagai manusia. Apakah mereka merasa
miskin atau tidak, itu soal persepsi dan hegemoni pengetahuan, bukan persoalan
material yang jelas-jelas dihadapi kaum miskin. Kalaupun orang bisa memiliki
konsepsi sendiri tentang kemiskinan, rujukan kita dalam membahas persoalan itu
tidak bisa beranjak semata-mata dari persepsi masyarakat, melainkan harus tetap
bersandar pada soal terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dasar seseorang sebagai
mahluk hidup.
Penulis
sepakat dengan pendapat di atas bahwa defenisi Kemiskinan mesti dilihat dari
kemampuan manusia untuk menjangkau kebutuhan yang sifatnya mendasar. Kebutuhan
ini seperti kebutuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Pertanyaan
selanjutnya, apa penyebab dari Kemiskinan?
Pendapat
umum yang berkembang di kalangan masyarakat kemiskinan terjadi karena masih ada
masyarakat yang belum berdaya. Atau pendapat yang lebih ekstrem lagi mengatakan
Kemiskinan terjadi karena masyarakat malas, tidak mau bekerja keras, dan hanya
menunggu saja.
Mengenai
penyebab Kemiskinan, Macarov mengidentifikasi penyebabnya adalah diterapkannya
sistem ekonomi yang berbasis pada sistem ekonomi pasar. Dalam hal ini adalah
Globalisasi sebagai konsekuensi sistem ekonomi neoliberal yang hampir tidak
bisa lagi dihindari oleh sebagian besar negara di dunia. Dijadikannya pasar
sebagai mesin ekonomi membuat semua harus dilakukan berdasarkan pada
ukuran-ukuran itu. Konsekuensi tak terpisahkan dari globalisasi neoliberal
diantaranya ialah privatisasi. Privatisasi merupakan ciri yang tak dapat
dipisahkan dari neoliberalisme yang berkelindan dengan globalisasi. Privatisasi
yang sering juga disebut dengan penjualan aset negara merupakan sebuah proses
pengalihan hak kepemilikan dari kepemilikan publik (negara) ke pemilikan
pribadi/perusahaan swasta.
Jika
persoalannya lebih operasional, peran Teknologi mesti disesuaikan juga
sifatnya. Alhasil tinggal bagaimana kita memetakan persoalan akar dan bukan.
Untuk
itu dalam rangka menemukan persoalan akar dan bukan sebelum berbicara peran
Teknologi terlebih dahulu kita melakukan pemetaan terkait problem Kemiskinan
itu sendiri. Dari pemetaan ini kita akan paham mana yang seharusnya diberikan
Teknologi untuk pengurangan bahkan menghapuskan Kemiskinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar