Selasa, 19 Mei 2015

Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement),  adanya keteganyan (the presence of tension),  atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok, pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan.
Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes). Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.

Penyebab konflik ialah;
  • - Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
  • - Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
  • - Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Contoh nyata konflik;Konflik berubah menjadi perang.
  • -Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan.   hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
  • -Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
  • -Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia, konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.
Konflik dalam diri/hati seseorang;
Dari tulisan yang sudah kita baca diatas, kita pasti sudah tau apa itu konflik. Yang pada intinya konflik itu bisa terjadi, minimal karena adanya dua orang. Juga dari yang sudah kita baca diatas, konflik itu terjadi karena adanya perbedaan dari cara pikir seseorang. Namun konflikpun bisa terjadi tanpa adanya faktor-faktor diatas.
Yaitu konflik yang terjadi didalam hati seseorang, atau biasa kita dengar dengan konflik batin atau yang anak muda sekarang sering katakan dengan galau. Biasanya konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya. Salah satu contoh misalnya kita memiliki pacar yang pastinya sangat kita sayangi, tetapi orang tua kita tidak merestui hubungan kita dengan pacar kita itu.

Cara penyelesaian konflik oleh pihak-pihak yang bersengketa:
  1.    Rujuk : Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
  2.     Persuasi : Usaha mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
  3.   Tawar-menawar : Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
  4.   Pemecahan masalah terpadu : Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak.  Proses pertukaran informasi,  fakta,  perasaan,  dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur.  Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
  5.     Penarikan diri    : Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan.  Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
  6.     Pemaksaan dan penekanan : Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah;  akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang,  dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.
Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:

Apabila pihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
  1.     Arbitrase (arbitration) : Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
  2.    Penengahan (mediation) : Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
  3.    Konsultasi : Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang perlu Diperhatikan Dalam Mengatasi Konflik:
  1.     Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
  2.     Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
  3.   Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
  4.   Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
  5.     Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
  6.     Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
  7.     Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
  8.    Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.

Kamis, 30 April 2015

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
  1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
  2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Identifikasi motivasi yang ada dalam diri saya yaitu; saya sering mendengar nasehat dari orang terdekat saya, dari semua perkataan yg saya dengar dari situ saya termotivasi. dan juga dukungan dri beberapa pihak itu perlu juga untuk motivasi kita.

Referensi : http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-motivasi.html

Kamis, 23 April 2015

Teori Kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang mencakup studi pemimpin besar. Para pemimpin berasal dari kelas yang istimewa dan memegang gelar turun-temurun sangat sedikit orang-orang dari kelas bawah memiliki kesempatan untuk memimpin. Teori Great Man didasarkan pada gagasan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan kepemimpinan, maka munculah seorang manusia yang luar biasa dan mampu mencari solusiuntuk memecahkan masalah. Ketika Teori Great Man diusulkan, sebagian besar pemimpinadalah laki-laki, yang menjadi alasan untuk menamai teori tersebut dengan “Great Man”.

Menurut saya setiap pemimpin mempunyai kelebihan dan kelemahan berikut dibawah ini yang telah saya uraikan..

Kelemahan :
  1. Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja MenjadiRaja”.
  2. Ciri pemimpin bersifat lahiriah, tidak ada ilmu atau cara untuk menciptakan ciri pemimpin ini.

Kelebihan :
  1. Pemimpin yang dimaksud memiliki ciri istimewa.
  2. Pemimpin memiliki dampak dan pengaruh besar.
  3. Pemimpin diangkat berdasarkan aksi dan kecerdasannya dalam menyelesaikan suatu masalah.
 Juga setiap pemimpin ada karakteristik individu yang dimilik oleh seorang pemimpin sehubungan dengan kepemimpinan yang efektif, yaitu : Kecerdasan, Pengetahuan, Keahlian, Dominasi, Percaya diri, Energi yang tinggi, Toleran terhadap stress, Kematangan, Kejujuran dan Integritas.

 Menurut saya Identifikasi gaya dan model kepimpinan pada diri saya adalah : Identifikasi Sosial. kenapa? karna saya memiliki jiwa sosial yang tinggi, saya lebih suka ikut serta dengan kelompok saya, karna saya lebih suka melayani bukan dilayani dan juga saya lebih menyukai kelompok yang saya pimpin lebih unik dari yang lainnya.


Rabu, 15 April 2015

Supply chain atau rantai persediaan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini merupakan jaring yang menghubungkan berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengadakan pengadaan barang (procurement) atau menyalurkan (distribution) barang tersebut secara efisien dan efektif sehingga akan tercipta nilai tambah (value added) bagi produk tersebut. Supply chain merupakan logistic network yang menghubungkan suatu mata rantai antara lain  suppliers, manufacturer, distribution, retail outlets, customers. Supply chain memandang konsep manajemen logistik  yang dipandang lebih luas yang mulai dari barang dasar sampai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Adapun aktivitas yang terlibat dalam manajemen supply chain yaitu aliran barang, aliran informasi, aliran transaksi dan aliran uang.
·         Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
·         Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
·         Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman.

Adapun manfaatnya jika kita mengoptimalkan Supply chain yaitu :
1.      Mengurangi inventory barang.
Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%. Oleh karena itu usaha dan cara harus dikembangkan untuk menekan penimbunan barang di gudang agar biaya dapat diminimalkan.
2.      Menjamin kelancaran penyediaan barang.
Kelancaran barang yang perlu dijamin adalah mulai dari barang asal (pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, whosaler, retailer, sampai kepada konsumen akhir.
3.      Menjamin mutu.
Mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksinya, tetapi ditentukan oleh mutu bahan mentahnya dan mutu dalam kualitas pengirimannya.
4.      Mengurangi jumlah supplier.
Bertujuan untuk mengurangi  ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi, dan pelacakan (tracking). 5. mengembangkan supplier partnership atau strategic alliance.
Dengan mengadakan kerjasama dengan supplier (supplier partnership) dan  juga mengembangkan strategic alliance dapat menjamin lancarnya  pergerakan barang dalam supply chain.

Minggu, 05 April 2015

Organisasi Formal dan Informal



TUGAS KELOMPOK
- KERI SANTUN SETYASIH (35114815)
- MAULINA NURMALANINGSIH (36114486)
- NI KETUT DESKA FAJARANI (37114904)



Alasan Berorganisasi
Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi:
a.       Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi.
b.      Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu:
  • Dapat memperbesar kemampuannya.
  • Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi.
  • Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.


Tipe-tipe organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

1.    Organisasi Formal
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.


Unsur dan Tiang Dasar Organisasi Formal
Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu :
1.    Sistem kegiatan terkoordinasi
2.    Kelompok orang
3.    Kerjasama mencapai tujuan

Tiang dasar teori organisasi formal:
1.      Pembagian kerja
2.      Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
3.      Struktur
4.      Rentang kendali

Ciri-Ciri Organisasi Formal
  1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan.
  2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan  di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi
  3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
  4.  Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
  5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
  6. Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya.
  7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
  8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
  9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
  10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.


Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan.
Ada pun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi formal adalah sebagai berikut :
  1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan. Menurut Chandler, pengubahan strategi mengakibatkan perubahan desain organisasional. Peningkatan kompleksitas menyebabkan struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien. Perusahaan-perusahaan harus mengubah strukturnya menjadi struktur yang desentralisasi.
  2. Lingkungan yang melingkupinya


Dalam hal ini perlu dibedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut:

  • Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau secara tiba-tiba.
  • Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi (perubahan) mungkin terjadi dalam setiap atau seluruh bidang.
  • Lingkungan bergejolak (turbulent environment), yaitu lingkungan di mana sering terjadi perubahan secara drastis.


3.      Teknologi yang digunakan
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang- barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi. Semakin kompleks teknologi, semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Perusahaan yang ingin sukses harus memiliki struktur yang sesuai dengan tingkat teknologinya.

4.      Ukuran organisasi.
Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur organisasi.Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.

5.      Anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Para manajer organisasi, terutama para manajer puncak, akan mempengaruhi pemilihan strategi, dan pemilihan strategi ini akan mempengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam organisasi.

Model- model struktur organisasi Formal :
1.      Model tradisional
  •  Dirancang terutama untuk lingkungan yang stabil dan pengubahan yang terjadi di dalamnya dapat diperkirakan.
  • Cenderung tidak efisien dalam lingkungan yang sangat bergejolak.
  • Pada model ini terdapat beberapa tingkatan yaitu :
  • Manajemen Puncak, pelaksananya adalah Direktur Pelaksana dan Manajer Umum.
  • Manajemen Menengah, pelaksananya adalah Manajer Departemen Fungsional/ Divisi dan Kepala Bagian.
  • Manajemen Lini pertama, pelaksananya adalah penyelia/ Supervisor/ Mandor/ Kepala Tukang dan Pengawas Tingkat pertama.
  • Karyawan Operasional.


2.      Model hubungan manusiawi
Dalam model ini juga diterima konsep speialisasi, rutinitas, dan pemisahan perencanaan dari pelaksanaan sebagai ciri utama organisasi yang efektif. Model ini secara eksplisit mengakui bahwa orang tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posisi menurut struktur formalnya. Hal ini mengandung perhatian manajemen akan adanya ”struktur informal” yang ada di seluruh elemen-elemen organisasi. Model hubungan manusiawi lebih mengusulkan bermacam-macam penyesuaian, teknik-teknik, dan perilaku-perilaku struktur offline:
a.    Kepemimpinannya dapat mengurangi friksi- friksi di antara orang-orang dan jabatan – jabatan mereka dalam organisasi, serta menghubungkan kerja sama yang baik antar para anggota organisasi.
b.             Menyarankan manajer memanfaatkan organisasi informal dalam departemennya.
c.          Ditunjukkan sejumlah teknik atau program yang biasanya di bawah yurisdiksi kewenangan departemen personalia.

3.      Model sumber daya manusia
Implikasi model sumber daya manusia pada struktur organisasi, walaupun abstrak adalah jelas. Model ini berpendapat bahwa pada hakekatnya manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan pengendalian diri lebih kreatif dari pada pekerjaannya sekarang, dan bahwa tugas manajer adalah menciptakan suatu lingkungan di mana mereka dapat meningkatkan sumbangan kapasitasnya pada organisasi.
Konsep model sumber daya manusia mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik di dalam maupun di antara posisi – posisi yang berinteraksi. Hal tersebut mengharuskan anggota – anggota organisasi mempunyai hal – hal sebagai berikut :

-               Suatu tujuan tingkat operasional yang telah disetujui bersama
-               Jalur untuk memperoleh sumber informasi vertikal dan horisontal yang relevan
-               Kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap informasi dengan
-               Keputusan dan perilaku yang mengarahkan pencapaian tujuan dengan efisien.
Adapun mengenai tujuan organisasi model sumber daya manusia ditetapkan bersama oleh manajer dan bawahannya, sehingga tujuan bersama tersebut jelas merubah hubungan atasan dan bawahan yang diatur oleh model tradisional dan hubungan manusiawi.

Unsur – unsur struktur organisasi
1.    Spesialisasi kegiatan
2.    Standarisasi kegiatan
3.    Koordinasi kegiatan
4.    Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.    Ukuran satuan kerja

Dimensi- dimensi dasar struktur organisasi formal
1.      Pembagian kerja
·               Relatif dapat menurunkan keterlibatan kerja, maupun kerja karyawan
·               Menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton
·               Mengakibatkan tingkat komitmen karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi.
·               Dapat mempengaruhi tingkat prestasi organisasi.

2.      Wewenang
Hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu.

3.      Kekuasaan
Kemampuan untuk melakukan hak yang terjadi dalam wewenang.

4.      Tanggung jawab
Kewajiban untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi atau kewajiban seorang bawahan yang diberi tugas atasannya untuk melakukan sesuatu yang diinginkan atasan tersebut.

5.      Rentang kendali
Berapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.



6.      Struktur tall
  • Mempunyai rentang kendali sedikit / sempit.
  • Hanya sedikit jumlah karyawan yang berada di bawah kendali seorang atasan sehingga memungkinkan pengawasan dan disiplin yang ketat.
  • Diterapkan dalam struktur klasik.


7.      Struktur flat : Mempunyai rentang kendali melebar / banyak dalam hal rentang kendali dan tingkatan manajemen.

8.      Hubungan lini dan staff
9.      Komunikasi dalam organisasi  
10.  Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi wewenang terjadi bila wewenang dipegang atau dipusatkan pada seseorang atau beberapa orang. Desentralisasi wewenang terjadi bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi.

11.  Rantai wewenang scalar
Berhubungan dengan jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dan secara otomatis ada kapan saja seorang individu dijadikan bawahan pada seorang atasan. Untuk membedakan tingkatan wewenang dalam organisasi adalah semakin tinggi tingkatan semakin besar wewenang.

12.  Kesatuan perintah
Bertujuan untuk memudahkan koordinasi.

Organisasi informal
Organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:

    Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
    Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

Organisasi Informal memiliki ciri-ciri :
    Lepas
    Fleksibel
    Tidak terumuskan
    Spontan

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh Organisasi Informal :
1.      Arisan ibu-ibu
2.      Orang-orang di kendaraan umum
3.      Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola.

Organisasi berdasarkan sasaran pokok mereka,
Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:

Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.

Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.

Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)
Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)
Organisasi-organisasi sosial (social organizations

sumber
http://hyrra.wordpress.com/2011/02/25/organisasi-formal-dan-informal/
http://windikutcherdamon.wordpress.com/2010/11/21/ciri-ciri-organisasi/

Minggu, 22 Maret 2015

Sejarah Perkembangan Enterprise Resource Planning (ERP)

Di sekitar tahun 1960, Dunia Manufaktur membuat tehnik perhitungan kebutuhan Material. Dasar perhitungan adalah menggunakan BOM (Bill Of Material) yang berupa daftar kebutuhan bahan baku (Raw material) yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Dengan memperhitungan status persediaan barang (Inventory) serta jadwal produksi, sistem tersebut dapat memberikan rekomendasi pembelian bahan baku yang dibutuhkan.
ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Ditahun 1970 proses MRP di integrasikan dengan fungsi fungsi bisnis manufaktur yang lain, yang menghasilkan sistem baru yang disebutManufacturing Resource Planning yang disingkat MRPII. Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.

Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan :
  • Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun.
  • Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang signifikan.

Kamis, 19 Maret 2015

Tugas Organisasi & Metode


Kelompok terdiri dari :
·      Keri Santun Setyasih
·      Maulina Nurmalaningsih
·      Ni Ketut Deska Fajarani




Organisasi ini bernama : "UNIT KEGIATAN MAHASISWA ROHANI KATOLIK UNIVERSITAS GUNADARMA" atau juga dikenal sebagai "Keluarga Mahasiswa Katolik Gunadarma (KMK Gunadarma) "
Susunan Kepengurusan KMK terdiri dari :
1.    Presidium
2.    Ketua
3.    Wakil Ketua
4.    Sekretaris
5.    Bendahara
6.    Seksi – seksi
Dasar dari KMK Gunadarma :
-       Iman Katolik
-       Kekeluargaan
-       Karya
-       Kasih
-        
KMK Gunadarma bertujuan untuk :
·         Mengembangkan iman akan Yesus Kristus.
·         Menjalin dan mempererat persaudaraan antar mahasiswa.
·         Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
·         Mengembangkan talenta sebagai mahasiswa Katolik.
·         Membangun kepercayaan diri melalui kebersamaan dalam UKM.
·         Mengembangkan intelektualilas baik di bidang pengetahuan maupun organisasi.
·         Saling mengenal satu sama lain.
·         Sebagai wadah dalam mengembangkan pribadi Kristiani.
Sasaran dari KMK Gunadarma adalah "Mahasiswa Katolik Universitas Gunadama"
Motto dari KMK Gunadarma adalah "Keluarga, Karya, Kasih", Santo Pelindung dari KMK Gunadarma adalah Santo Ignasius de Loyola, KMK Cunadama meniliki Mars dan Himne KMK (terlampir).




Lambang KMK Gunadama terdiri dari :

v  Burung meipati nelambangkan perdamaian.
v  Piala Keselamatan melambangkan keselamatan dari Yesus Kristus.
v  Hosti melambangkan tubuh dan darah Yesus sendiri yang merupakan sumber kehidupan.
v  Pita yang betuliskan motto dari KMK Gunadarma.
v  Padi melambangkan Pangan dan Kapas melambangkan Sandang Lambang tersebut berarti "Kesejahteraan dan Kemakmuran.”

1.    Keanggotaan KMK terdiri dari :
Semua Mahasiswa Katolik Universitas Gunadarma yang secara otomatis meniadi anggota KMK Gunadarma.
2.    Masa Keanggotaan KMK berlangsung selama masih tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Gunadarma-
3.    Tata Terib Anggota:
-       Menghormati setiap kebijakan yang diambil oleh pengurus.
-       Sedapat mungkin berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KMK.
-       Saling menghormati sesama anggota dan menjalin persaudaraan serta kerjasama tanpa memandang jabatan, senioritas, serta angkatan.

-       Setiap anggota berhak dan waiib memberikan saran dan kritik bagi pengembangan KMK.
 
Copyright © 2014 PERSY BLOG Agatha Fajarani
Designed by AgathaFajarani